Walaupun desa Bonyoh berada di dataran tinggi, namun masyarakatnya memiliki tradisi menanam padi. Daerah dataran tinggi yang tidak memiliki sawah membuat masyarakatnya memanfaatkan lahan kosong untuk menanam padi di areal kebun jeruk mereka. Padi yang ditanam diladang disebut dengan padi Gaga, warna berasnya merah seperti beras merah. Sebelum memulai menanam padi, masyarakat mencari hari baik (Duasa) agar mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Mecacain adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat desa Bonyoh, sebelum mulai menanam padi. Banten mecacain (sesajen) yang dihaturkan di Pura Tegal Suci sedikit berbeda dengan sesajen/banten yang dihaturkan di pura lainnya. Sesajennya terdiri dari Tabagan (Jajan uli dari ketan yang dibentuk segitiga dan ukurannya besar kira-kira 5cm panjangnya), pisang, nasi beras merah/beras gaga, buah-buahan, dan sate. Sesajennya ada dua jenis, yaitu putih dan merah.
Untuk sesajen Hitam (menyelem), terdiri dari pisang 4 sisir, jajan merah 4 biji, jajan putih 4 biji, tipat 4 biji, banten biasa 4 buah, sate 8 ikat, sedangkan sesajen yang Putih (memutih) terdiri dari pisang 3 sisir, jajan putih 4 biji, jajan merah 3 biji, sate 7 ikat (1 ikat sate terdiri dari 8 tusung sate), tipat 3 biji dan banten 3 buah. 1 buah banten untuk di dewa hyang dengan tipat 6 biji (1 kelan). Yang digunakan bukan daun kelapa tetapi daun aren.